Perlu Gak Sih Kuliah Sampai PhD?

Hi semuanya!

Udah lama bgt gw ga nulis blog, sejak blog misspradipta.wordpress.com di-suspend sama wordpress karena kepenuhan foto dan video (plus tulisan gw yang udah bejibun sejak 2009 disana) kayanya wordpress gw harus mulai berbayar, maka itu di-stop gratisannya sama wordpress. Ya udahlah yaa.. mau gimana lagi? Tapi kan menulis itu perlu dilatih terus ya.. Apalagi sejak beberapa waktu terakhir sibuk bikin video dan meng-alay aja (tyda produktif!) makanya kayanya gw harus start menulis keseharian lagi. Tapi kok ya malas bikin blog pribadi dari awal lagii.. Terus gw keinget masih punya blogspot dan tumblr hihi lumayanlah, jadi ajang latihan menulis lagi tanpa harus bikin akun baru 😅

Sebenarnya gw mau update2 kehidupan tanpa perlu flexing foto2. Jadi kayanya kembali ngeblog adalah hal terbaik. Mengurangi 'menceracau dan mengoceh di Instagram' dan juga mengurangi update foto2 yang ga penting hehe..

Well, sedikit update tentang gw, hampir setahun ini gw menjalani ritual menjadi 'santri' kembali alias student di Brunei Darussalam. WHAT? BRUNEI?? Pasti banyak deh yang nanya begitu. And I have my own reason for that 😇

Jujur sebenarnya Brunei Darussalam ga pernah menjadi my dream destination to study for PhD. Kenapa tidak pernah considered Brunei sebagai negara tujuan? Alasannya sama sekali bukan karena meragukan kualitas pendidikannya, kualitasnya bagus kok, sekarang Universitas nomor 1 di Brunei (yaitu UBD alias kampus gw) menempati ranking dunia yang lumayan in between 100 to 150. Jadi bukan karena persoalan ranking2an gw memilih kampus. Its simply because ini yang aksesnya lumayan deket ke Indonesia dan beasiswanya lumayan (dibarengi dengan fasilitas lainnya yang Alhamdulillah menurut gw cukup baik!)

Jadi ya gitu, setelah berpetualang (dan mengecap pendidikan di Thailand), melihat dan suwun ke kampus2 di negara2 impian semua pelajar kaya Belanda, Jepang, Taiwan, Inggris, Jerman bahkan Amerika.. Eh gw malah berlabuh di Brunei hehe.. Tapi gw yakin inilah pilihan yang terbaik dari Allah.


Still struggling in UBD's Library

Nah sekarang kita bahas, ngapain sih gw sampe bela2in lanjut sekolah sampe esteler? Ga bosen apa sekolah2 terus di saat temen2 seumuran gw lagi gendong bayi-nya? HAHAHA. Basicly gw memang seneng sekolah sih, cuma ga kepikiran aja sampe lanjut ke dalam perjalanan akademik terlama dan tertinggi ini. Dulu lebih demen short-course yang 3 bulan atau fellowship yang sambil belajar ada praktiknya juga. Jadi memang ga ada terlintas pengen lanjut S3. Cumaaa.. since regulation changed, my institution also changed their key performance indicators dan kepangkatan (ini tuh pemerintahan bgt sih memang!) ya akhirnya mau ga mau, suka ga suka.. harus lanjut S3. Walo sebenarnya di awal2 kaya.. "beneran Leng mo lanjut S3? yakin lo mau sekolah lagi?" I've always had dialogue with myself perkara itu. Sebenarnya.. penting dan perlu ga sih kuliah sampe PhD? Hmm. Kalo menurut gw, it depends ya.. Jika memang mau dan mampu (berpikir dan fokus untuk menyelesaikan) ya monggo. Tapi kalo cuma sekedar keren-kerenan, mending ga usah. Kenapa? It gives you pain soalnya 😂

Why I said so? Ya kebayang kan kalo sekolah S3, yang tau tentang riset kita ya cuma 3 pihak.. Kita sendiri, supervisor kita dan Tuhan. Kalo kesepian during study (karena masih single atau misalnya ga bawa keluarga) ya tanggung sendiri. Mau stress dan depresi ya kita sendiri yang bisa nyembuhinnya, dan lagi2 ujung2nya berdialog sama diri sendiri. Teman2 yang baik dan supportive memang banyak yaa, tapi somehow it goes back to you, bisa resilient ga sama keadaan. Hehe. So yeah, trapped into PhD, will give you permanent head damage (dark-jokes ya gaes yaa!) Tapiiii... gw percaya there's always good thing in everything we've crossed by. Seberat-beratnya kuliah PhD, haruslah dinikmati (DAN DISELESAIKAN) karena akan lebih berat lagi jika balik ke institusi sendiri namun pulang tanpa gelar. So yeah bring it on aja yaa.. Doakan agar gw bisa survive! 💙

Until next time!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cambodia, InshaALLAH I am coming!

Kesan Pertama Terhadap Kamboja (Khususnya Siem Reap!)